Materi Kelas
XII
Sifat
Koligatif Larutan
Sifat koligatif larutan adalah
sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat
terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut
(konsentrasi zat terlarut).
Apabila suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat
terlarut (Gambar 6.2), maka akan didapat suatu larutan yang mengalami:
- Penurunan tekanan uap jenuh
- Kenaikan titik didih
- Penurunan titik beku
- Tekanan osmosis
Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh
konsentrasi larutan dan sifat Larutan itu sendiri. Jumlah partikel dalam
larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan
elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan
elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak
terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas
sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit.
Penurunan
Tekanan Uap Jenuh
Pada setiap suhu, zat cair
selalu mempunyai tekanan tertentu. Tekanan ini adalah tekanan
uap jenuhnya pada suhu tertentu. Penambahan suatu zat ke dalam zat cair
menyebabkan penurunan tekanan uapnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut
itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan penguapan
berkurang.
Gambaran
penurunan tekanan uap
Menurut Roult :
p = po . XB
keterangan:
p : tekanan uap jenuh larutan
po : tekanan uap jenuh pelarut murni
XB : fraksi mol pelarut
Karena XA + XB = 1, maka
persamaan di atas dapat diperluas menjadi :
P = Po (1 – XA)
P = Po – Po . XA
Po – P = Po . XA
Sehingga :
ΔP = po . XA
keterangan:
ΔP : penuruman tekanan uap jenuh pelarut
po : tekanan uap pelarut murni
XA : fraksi mol zat terlarut
Contoh :
Hitunglah penurunan tekanan uap jenuh air, bila 45
gram glukosa (Mr = 180) dilarutkan dalam 90 gram air ! Diketahui tekanan uap
jenuh air murni pada 20oC adalah 18 mmHg.
Kenaikan
Titik Didih
Adanya penurunan tekanan uap jenuh mengakibatkan titik
didih larutan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni. Untuk larutan non
elektrolit kenaikan titik didih dinyatakan dengan:
ΔTb = m . Kb
keterangan:
ΔTb = kenaikan titik didih (oC)
m = molalitas larutan
Kb = tetapan kenaikan titik didihmolal
(W menyatakan massa zat terlarut), maka kenaikan titik
didih larutan dapat dinayatakan sebagai:
Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka
titik didih larutan dinyatakan sebagai :
Tb = (100 + ΔTb) oC
Penurunan
Titik Beku
Untuk penurunan titik beku persamaannya dinyatakan
sebagai:
ΔTf = penurunan titik beku
m = molalitas larutan
Kf = tetapan penurunan titik
beku molal
W = massa zat terlarut
Mr = massa molekul relatif zat terlarut
p = massa pelarut
Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka
titik beku larutannya dinyatakan sebagai:
Tf = (O – ΔTf)oC
Tekanan
Osmosis
Tekanan osmosis adalah tekanan yang diberikan pada
larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan
melalui membran semi permeabel (proses osmosis) seperti ditunjukkan pada.
Menurut Van’t hoff tekanan osmosis mengikuti hukum gas
ideal:
PV = nRT
Karena tekanan osmosis = Π , maka :
π° = tekanan osmosis (atmosfir)
C = konsentrasi larutan (M)
R = tetapan gas universal. = 0,082 L.atm/mol K
T = suhu mutlak (K)
C = konsentrasi larutan (M)
R = tetapan gas universal. = 0,082 L.atm/mol K
T = suhu mutlak (K)
Tekanan
osmosis
- Larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah dari yang lain disebut larutan Hipotonis.
- Larutan yang mempunyai tekanan lebih tinggi dari yang lain disebut larutan Hipertonis.
- Larutan yang mempunyai tekanan osmosis sama disebut Isotonis.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa larutan
elektrolit di dalam pelarutnya mempunyai
kemampuan untuk mengion. Hal ini mengakibatkan larutan elektrolit
mempunyai jumlah partikel yang lebih banyak daripada larutan non elektrolit
pada konsentrasi yang sama.
Contoh :
Larutan 0.5 molal glukosa dibandingkan dengan iarutan
0.5 molal garam dapur.
- Untuk larutan glukosa dalam air jumlah partikel (konsentrasinya) tetap, yaitu 0.5 molal.
- Untuk larutan garam dapur: NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl-(aq) karena terurai menjadi 2 ion, maka konsentrasi partikelnya menjadi 2 kali semula = 1.0 molal.
Yang menjadi ukuran langsung dari keadaan
(kemampuannya) untuk mengion adalah derajat ionisasi. Besarnya derajat ionisasi
ini dinyatakan sebagai :
α° = jumlah mol zat yang terionisasi/jumlah mol zat
mula-mula
Untuk larutan elektrolit kuat, harga derajat
ionisasinya mendekati 1, sedangkan untuk elektrolit lemah, harganya berada di
antara 0 dan 1 (0 < α < 1). Atas dasar kemampuan ini, maka larutan
elektrolit mempunyai pengembangan di dalam perumusan sifat koligatifnya.
- Untuk Kenaikan Titik Didih dinyatakan sebagai :
n
menyatakan jumlah ion dari larutan elektrolitnya.
- Untuk Penurunan Titik Beku dinyatakan sebagai :
- Untuk Tekanan Osmosis dinyatakan sebagai :
π° = C R T [1+ α(n-1)]
Contoh :
Hitunglah kenaikan titik didih dan penurunan titik
beku dari larutan5.85 gram garam dapur (Mr = 58.5) dalam 250 gram air ! (untuk
air, Kb= 0.52 dan Kf= 1.86)
Jawab :
Larutan garam dapur,
Catatan:
Jika di dalam soal tidak diberi keterangan mengenai
harga derajat ionisasi, tetapi kita mengetahui bahwa larutannya tergolong
elektrolit kuat, maka harga derajat ionisasinya dianggap 1.
0 komentar:
Posting Komentar